Pergantian
musim juga mempengaruhi proses pantai. Turbulensi dari gelombang pecah mengubah
sedimen dasar (bed load) menjadi suspensi (suspended load).
Kesenjangan/ketidaksamaan hantaman gelombang (antara dua musim) mengakibatkan
penggerusan yang kemudian membentuk pantai-pantai curam yang menyisakan
sedimen-sedimen bergradasi lebih kasar.
Sebagai contoh di
negara kita yang dipengaruhi angin muson, Di Indonesia yang secara geografis
terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera serta letak
matahari yang berubah setiap enam bulan berada di utara dan enam bulan berada
di selatan khatulistiwa, maka angin pasat tersebut mengalami perubahan menjadi
angin muson (angin musim) barat dan angin muson timur. (Dikutip dari
www.e-dukasi.net4.htm,)
Biasanya pada saat bertiup
angin timur, gelombang laut akan bersifat konstruktif yaitu membawa sedimen
menuju pantai. Demikian juga yang terjadi pada kawasan pantai saat angin tenang
atau musim panas (summertime). Gambaran kondisi pantai cenderung
seperti pada gambar di bawah ini.
Sebaliknya bila
bertiup angin barat, saat bertiup angin badai (storm), ataupun saat
musim dingin (wintertime), maka gelombang laut akan bersifat merusak
pantai (destruktif) karena massa
air akan mengangkut sebagian besar sedimen menuju tengah laut. Sedimen itu
kemudian teronggok di daerah surf zone membentuk bukit pasir (sand-bar).
Gambaran kondisi pantai seperti ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Profil pantai yang curam tergerus
gelombang badai
Ombak badai
yang curam akan mengikis muka pantai dan mengangkut sedimen menjadi bukit
penghalang di surf zone di kawasan lepas pantai (offshore).
Gelombang normal akan membawa kembali sedimen di bukit penghalang membentuk
kembali muka pantai seperti sedia kala. Keadaan ini dinamakan sebagai
“keseimbangan dinamis” (dynamic equilibrium).
Sumber: Bahan diskusi MK Proses Pantai
Sumber: Bahan diskusi MK Proses Pantai
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar